
Satelit Jepang, Akatsuki (AP| JAXA)
Jepang baru saja dilaporkan gagal menempatkan satelit barunya di orbit Venus seperti yang direncanakan. Insiden ini sekaligus membuat Negara Matahari Terbit itu harus menunggu hingga enam tahun mendatang untuk mempersiapkan satelit serupa tahap kedua.
Sebelumnya, satelit milik Jepang yang dinamakan 'Akatsuki', atau 'Fajar', akan menjadi satelit pertama dari Asia yang berhasil mengorbiti planet selain Bumi. Pasalnya, Amerika Serikat dan Eropa telah lebih dulu melakukannya.
Akatsuki diluncurkan 21 Mei 2010 dengan kendaraan luncur H-IIA dari Tanegashima Space Center. Ia dirancang untuk memantau aktivitas gunung berapi di Venus dan mengoleksi data-data tentang cakupan awan tebal, iklim, termasuk mencari tahu aktivitas cuaca seperti halilintar dan sebagainya. Ia juga dilengkapi dengan kamera inframerah dan instrumen lainnya untuk menyelesaikan misi dua tahun.
Sayang, Badan antariksa Jepang (JAXA) baru saja melaporkan bahwa manuver orbit gagal masuk lintasan orbit pada pukul 08.49 waktu Jepang kemarin, 7 Desember 2010. Kabarnya, hingga berita ini disiarkan, JAXA masih membentuk tim investigasi yang dipimpin oleh direktur ISAS, salah satu unit di dalam JAXA, untuk mempelajari penyebab kegagalan.
"Sementara kami menyiapkan tim investigasi untuk mencari tahu penyebab gagalnya penempatan satelit sekaligus penanggulangannya, kami juga mulai meninjau ulang untuk perencanaan peluncuran satelit serupa pada enam tahun mendatang," kata JAXA dalam keterangan resmi yang VIVAnews kutip dari TG Daily, Kamis 10 Desember 2010.
Sebelum gagal, para ilmuwan JAXA juga mengaku sempat kehilangan kontak dengan satelit tanpa awak itu Selasa pagi. Akibat ganguan tersebut, dibutuhkan waktu beberapa jam lebih lama dari yang diharapkan untuk memutuskan status satelit. Namun, menurut penuturan juru bicara JAXA Tsutomu Yoshioka, kendala tersebut berhasil ditangani dan Akatsuki tetap melanjutkan misi ke Venus.
Awalnya, satelit perdana Jepang ke Venus itu diharapkan menjadi tonggak baru dalam program luar angkasa Jepang sekaligus menjawab pertanyaan soal iklim tetangga misterius Bumi itu. Celakanya, satelit seharga US$300 juta, atau setara Rp2,7 triliun ini, yang rencananya akan mengorbiti Venus dengan lintasan elips berjarak mulai 300 kilometer sampai 80 ribu kilometer dari atas permukaan Venus itu melenceng dari lintasan.
Padahal, jarak yang variatif selama orbitnya di Venus itu diharapkan dapat mengamati cuaca planet dan permukaan tetangga Bumi itu lebih dekat, serta mengamati lebih detail partikel-partikel Venus yang terbuang ke ruang angkasa.
Teknologi
- Konspirasi "Men In Black" Yang Sesungguhnya
- Rusia Buka Lagi Wisata ke Ruang Angkasa
- Lorong Waktu Dan Tenggelamnya Kapal Titanic
- Telkomsel: 2011, Internet Broadband Melonjak
- 10 Film Yang Wajib Ditonton Tahun 2011
- Yuk Kita Intip Museum Astronot Di Moscow
- 10 Tabrakan Terhebat Bumi dengan Benda Luar Angkasa
- Misi NASA Mengirim Astronot ke Planet Mars Untuk Hidup Selamanya Di Sana
- Inilah Hotel di Luar Angkasa
- FAKTA : 7 Hal Yang Sering Disalah Artikan Sebagai UFO
- Anda@facebook.com atau Anda@fb.com?
- Tentara AS Diminta Hati-hati Main Facebook
- 2010, Facebook Nyaris Menguasai Dunia
- Ini Video Pertama yang Diunggah YouTube
- 200 Juta Video YouTube Ditonton Lewat Ponsel
- 2010, Tahun Facebook Salip Google
- RI, Pengguna Facebook Terbesar Kedua Dunia
- Temperatur Bumi Pecahkan Rekor
- Bencana Paling Mematikan dalam Sejarah
- YouTube Jadi Rumah Produksi Video?
- Proyek Rahasia Inggris: Baju Perang 'Cair'
- Mammoth Akan Hidup Lagi?
- Besar UFO Inggris Itu 20 Kali Lapangan Bola
- Februari NASA Akan Bidik Komet Tempel 1
- Mahasiswa Stanford Terbang di Gravitasi Nol
Silahkan Tulis Komentar Anda ...