
Ilustrasi satelit Voyager 1 berada di pinggir tata surya (NASA)
Kini satelit yang diluncurkan sejak 5 September 1977 telah mencapai suatu tempat di sistem tata surya kita, di mana tidak ada angin surya (partikel bermuatan yang mengalir dari matahari).
Seperti dikutip dari BBC, peneliti proyek Voyager Edward Stone mengatakan bahwa satelit ini diluncurkan ketika era antariksa baru berumur 20 tahun. "Jadi saat itu masih belum diketahui bahwa pesawat luar angkasa itu bisa bertahan begitu lama," kata Stone.
Saat itu manusia sama sekali tidak mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari sistem tata surya kita. Tapi, sekarang para ilmuwan memperkirakan bahwa Voyager 1 akan melampaui tata surya sekitar lima tahun lagi.
Sebenarnya, tujuan awal dari Voyager adalah untuk meneliti planet-planet luar seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Tugas itupun telah dituntaskan oleh Voyager pada 1989. Tapi kemudian NASA mengutus Voyager 1 untuk terus mengarungi angkasa luar menuju pusat galaksi Bima Sakti.
Dibekali dengan paket tenaga radioaktif, instrumen milik Voyager masih terus berfungsi dengan baik dan terus mengirimkan datanya ke bumi. Dengan jarak miliaran km, pesan radio dari instrumen Voyager membutuhkan waktu sekitar 16 jam untuk sampai ke bumi.
Menurut Stone, instrumen Voyager yang memonitor angin surya di lokasi tersebut menangkap fenomena yang lain dari biasanya. Pada sistem tata surya kita terdapat wilayah heliosfer di mana, angin surya memancar dengan kecepatan supersonik.

Namun, setelah angin surya melampaui daerah bernama termination shock, kecepatannya akan melambat secara dramatis. Nah Voyager telah mencapai kondisi di mana kecepatan angin surya melambat hingga hampir nol.
Voyager masih terus mengarah ke daerah yang bernama heliopause, di mana secara 'resmi' merupakan daerah perbatasan antara tata surya kita dengan sistem surya lain. "Saat Voyager melewatinya, maka ia akan berada di ruang antarbintang.
Voyager terus bergerak ke arah heliopause dengan kecepatan 17 km per detik. "Itulah Voyager, pesawat luar angkasa yang telah bekerja selama 33 tahun, ia masih menunjukkan kepada kita hal lain yang benar-benar baru," kata Rob Decker, Voyager Low-Energy Charged Particle Instrument co-investigator.
Teknologi
- Konspirasi "Men In Black" Yang Sesungguhnya
- Rusia Buka Lagi Wisata ke Ruang Angkasa
- Lorong Waktu Dan Tenggelamnya Kapal Titanic
- Telkomsel: 2011, Internet Broadband Melonjak
- 10 Film Yang Wajib Ditonton Tahun 2011
- Yuk Kita Intip Museum Astronot Di Moscow
- 10 Tabrakan Terhebat Bumi dengan Benda Luar Angkasa
- Misi NASA Mengirim Astronot ke Planet Mars Untuk Hidup Selamanya Di Sana
- Inilah Hotel di Luar Angkasa
- FAKTA : 7 Hal Yang Sering Disalah Artikan Sebagai UFO
- Anda@facebook.com atau Anda@fb.com?
- Tentara AS Diminta Hati-hati Main Facebook
- 2010, Facebook Nyaris Menguasai Dunia
- Ini Video Pertama yang Diunggah YouTube
- 200 Juta Video YouTube Ditonton Lewat Ponsel
- 2010, Tahun Facebook Salip Google
- RI, Pengguna Facebook Terbesar Kedua Dunia
- Temperatur Bumi Pecahkan Rekor
- Bencana Paling Mematikan dalam Sejarah
- YouTube Jadi Rumah Produksi Video?
- Proyek Rahasia Inggris: Baju Perang 'Cair'
- Mammoth Akan Hidup Lagi?
- Besar UFO Inggris Itu 20 Kali Lapangan Bola
- Februari NASA Akan Bidik Komet Tempel 1
- Mahasiswa Stanford Terbang di Gravitasi Nol
Silahkan Tulis Komentar Anda ...